Potensi Bumi Hijau Massa Depan dengan
Pemanfaatan Bio-Plastik Limbah Kulit Pisang
Himatemia Research
Hallo semua..
Menurut
Indonesia Solid Waste Association (inSWA) sebagaimana dikutip dari Antara, jumlah produksi sampah di Indonesia adalah sekitar 5,4 juta ton pertahun. Hal tersebut diperkuat dengan data dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) bahwa sekitar 13 % sampah
berasal dari Jakarta yang dimana 6000 ton merupakan sampah
plastik.
Plastik merupakan bahan kimia sintetik yang memiliki sifat kuat,
ringan dan elastis. Tetapi plastik juga memiliki sifat tidak mudah terurai,
sehingga dapat mencemari lingkungan jika tidak ditangani dengan benar. Sehingga saat ini sangat dibutuhkan inovasi
tepat guna yang dapat mengurangi laju penumpuk kan sampah plastik, terutama di
negara berkembang. salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan pengembangan plastik biodegradable
Bio-plastik merupakan film kemasan yang dapat didaur ulang
dan dapat dihancurkan secara alami oleh mikroorganisme dalam jangka waktu tertentu.
Pengembangan bio-plastik telah banyak
dilakukan terutama dengan bahan-bahan alam yang mengandung pati. Bahan alam
yang sering digunakan dalam penelitian adalah ubi jalar dan singkong. Namun,
kita tahu bahwa singkong merupakan bahan pangan pokok. Sehingga perlu untuk
mencari bahan lain sebagai alternatif. Limbah kulit pisang pada umumnya dibuang
bersama sampah-sampah dapur lainnya yang tentu dapat menyumbang lebih banyak
gas metana (CH4) ke udara. Kulit pisang, diantaranya jenis pisang raja merupakan bahan buangan yang hanya digunakan
sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Kulit pisang raja
memiliki kandungan pati 18,50 g/100 g sehingga dapat digunakan sebagai
biopolimer yang dapat terdegradasi secara mudah di alam dan bersifat dapat
diperbarui (Apriliana, 2008).
Namun plastik biodegradable dari pati memiliki
sifat yang kurang elastis dan bersifat hidrofilik sehingga perlu ditambahkan
bahan tambahan lain untuk meningkatkan karakteristik mekaniknya. Penambahan plasticizer dengan maksud meningkatkan elastisitas untuk
memperlemah kekakuan dari polimer, sekaligus meningkatkan fleksibilitas dan
ekstensibilitas polimer seperti gliserol, karena gliserol memiliki kemampuan
mengurangi ikatan hidrogen internal pada ikatan intermolekuler. Serta
penambahan aditif lain seperti kitosan, karena kitosan yang memiliki sifat
hidrofob sehingga dapat mengurangi sifat hidrofiliknya (Darni & Utami;
2010).
Hasil penelitian Meilina dkk, 2014 bahwa komposisi terbaik dari bahan-bahan pembuat plastik dihasilkan
oleh campuran patigliserol-kitosan dengan perbandingan pati : kitosan 6:4
dengan penambahan plasticizer gliserol 15% dengan nilai kuat tarik sebesar 8,55
Mpa, elongasi 13,52%, ketahanan air 20,75% dan biodegradabilitasnya plastik
biodegradable membutuhkan waktu terurainya yaitu 44 hari 6 jam.
Hal tersebut di dukung dengan hasil penelitian
dari Yuana, dkk. 2016. Dimana jika semakin
tinggi komposisi kitosan, maka nilai dari tensile strength akan semakin tinggi,
sedangkan untuk elongation akan menurun. Untuk komposisi pati, semakin banyak
pati yang ditambahkan maka nilai dari tensile strength menurun, namun
elongation, %swelling, dan nilai akan WVTR meningkat. Komposisi optimum untuk
pembuatan bioplastik berbahan dasar kitosan dan kulit pisang Kepok dengan
penambahan zat aditif gliserol dan seng oksida (ZnO) adalah kitosan 4% – 30%
pati – 5 ml gliserol – 5% ZnO.
Gimana nih teman-teman, tertarik untuk
mencoba?. Nah, inovasi ini masih terus dikembangkan sampai nanti kita
benar-benar dapat mengganti kantong-kantong plastik, sedotan, bungkus produk
sachet, dan semua hal berbau plastik sekali pakai menjadi plastik ramah
lingkungan. Hijaukan kembali bumi untuk masa depan kita, lakukan sesuatu walau
itu hal yang kecil, karena dunia ini sangat luas kita tak mampu untuk bekerja
sendiri. Selamat berinovasi ya sobat, ingatlah bahwa negara kita kaya dan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia adalah
tanggung jawab kita semua.
Salam Himre, sampai bertemu di artikel selanjutnya.
#HimatemiaBeraksi
#HimatemiaGo
DAFTAR PUSTAKA
https://www.antaranews.com/ diakses pada 05 juli 2020
Apriliana, E. 2008. Pengaruh Variasi Substrat dan Lama Fermentasi
terhadap Produksi Alkohol Pisang Klutuk (Musa branchycarpa). Skripsi. Malang:
Universitas Negeri Malang
Aripin, Samsul.dkk. 2017. Studi Pembuatan bahan alternative
plastic biodegradable dari pati ubi jalar dengan plasticizer gliserol dengan
metode melt intercalation. Jurnal Teknik Mesin. Vol. 6, No. 1, 79-
84. Diakses pada 20 juli 2020.
Darni,dkk. 2009. Studi Pembuatan dan Karakteristik Sifat Mekanik
dan Hidrofobisitas Bioplastik dari Pati Sorgum. Jurnal Rekayasa Kimia dan
Lingkungan. Vol. 10, No. 2, 08-18. Diakses pada 26 juni 2020.
Meilina , Latifah dan Nuni Widiarti. 2014. SINTESIS PLASTIK BIODEGRADABLE DARI KULIT PISANG DENGAN PENAMBAHAN
KITOSAN DAN PLASTICIZER GLISEROL. Indo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014). Diakses pada 23 Juli 2020.
Munawaroh, Amin.dkk. 2015. Pemanfaatan Tepung Pisang (Musa Paradisiaca)
dengan Variasi Penambahan Gliserol sebagai Bahan Alternative Pembuatan Bioplastic
Ramah Lingkungan.Vol. 26, No. 1, 05-06. Diakses pada 26 juni 2020.
Yuana dan Karsono.2016. SINTESIS BIOPLASTIK DARI KITOSAN-PATI KULIT PISANG KEPOK DENGAN
PENAMBAHAN ZAT ADITIF.
Vol. 10, No.2, April 2-16. Diakses pada 23 Juli 2020.