Mengenal Reaktor Nuklir Milik Kita
(Himatemia Re-Search)
Hello sobat ilmiah,
Tidak terasa sudah 34 tahun yang lalu dunia digemparkan dengan ledakan
pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di Ukraina. Juga pasti teman-teman
masih ingat dengan peristiwa dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki oleh Amerika Serikat pada bulan Agustus 1945, pada tahap akhir perang
dunia kedua. Tapi, itu dulu. Hari ini sudah ada Badan Tenaga Atom Internasional
(IAEA) yang mempromosikan penggunaan nuklir secara damai, serta menghambat
penggunaannya untuk tujuan militer termasuk senjata nuklir. Selain itu, semakin
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi konsep keamanan dalam penggunaan nuklir
pun semakin berkembang, salah satunya dalam Nuclear Security series no.7
yang diterbitkan oleh IAEA di tahun 2008.
Kira-kira ada yang tau gak nuklir itu apa ?
Ya bener banget, Nuklir atau inti atom adalah bagian yang sangat kecil
dari sebuah atom, sedangkan atom sendiri merupakan bagian terkecil dari materi.
Proses terjadinya tubrukan antara partikel nuklir disebut reaksi nuklir.
Adapun, reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti
bintang di alam semesta. Reaksi tersebut terjadi secara alami di alam maupun
diciptakan untuk kebutuhan manusia. Salah satunya di aplikasikan dalam suatu reaktor nuklir.
Reaktor
nuklir adalah perangkat kompleks yang dibuat untuk mampu menjalankan reaksi
berantai nuklir berbahan bakar uranium atau thorium yang melepaskan energi
dalam bentuk radiasi.
Adanya
reaktor nuklir memberikan banyak manfaat diantaranya untuk penelitian, produksi
radioisotop dan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), juga digunakan untuk
penggerak kapal selam, satelit, dan beberapa kapal militer, serta diusulkan
sebagai sumber daya untuk lokomotif, pesawat terbang, dan roket. Namun, reaktor
nuklir juga berpotensi memproduksi bahan ledak yang berasal dari transmutasi
nuklida uranium-238 menjadi plutonium-239. 239Pu merupakan bahan
ledak untuk senjata nuklir. Indonesia sendiri dalam pemanfaatan reaktor nuklir
sudah menandatangani perjanjian untuk penggunaan tujuan damai.
Apakah Indonesia memiliki reaktor nuklir ? Jawabannya ada, penasaran?
Yuk lanjut simak ya...
Menarik
banget nih sobat ilmiah, ternyata Indonesia sendiri telah memiliki 3 buah
reaktor nuklir untuk penelitian (non-daya) yang berpendingin dan bermoderator
air ringan yang berlokasi di Bandung, Yogyakarta, dan Serpong.
a.
Reaktor TRIGA
2000, reaktor ini pertama kali didirikan di Bandung, memiliki kapasitas 250 kW
dan diresmikan pada tahun 1965. Pada tahun 2000 kapasitasnya dinaikkan menjadi
2 MW.
b.
Reaktor
KARTINI, reaktor berkapasitas 250 kW berlokasi di Yogyakarta. Reaktor ini
diresmikan pada 1979 dan saat ini masih status beroperasi.
c.
Reaktor RSG-GA
Siwabessy, merupakan reaktor nuklir serba guna berkapasitas 30 MW. Reaktor yang
satu ini dibuat oleh interatom internationale asal jerman Barat
Kraftwerke union, terletak di Serpong dan diresmikan pada tahun 1987.
Reaktor-reaktor
nuklir di Indonesia adalah jenis reaktor yang digunakan untuk tujuan
penelitian, pengujian bahan, aktivasi neutron, pelatihan, dan produksi
radioisotop. Adapun panas yang dihasilkan didesign sekecil mungkin sehingga
dapat dilepas ke lingkungan. Berbeda dengan reaktor daya yang memang dibuat
untuk menghasilkan daya listrik yang besar. Indonesia sendiri sedang
merencanakan pembangunan pembangkit nuklir untuk membantu memenuhi kebutuhan
daya di masa mendatang, karena sumber daya oil & gas lama kelamaan akan
habis.
Temen-temen
percaya gak kalau negara kita adalah negara yang kaya dan sangat berpotensi
untuk menunjang ketersediaan bahan bakar nuklir di masa mendatang?
BATAN
(Badan Tenaga Nuklir Nasional) , telah melakukan penelitian terkait peta
sebaran mineral uranium dan thorium yang merupakan bahan bakar dari reaktor
nuklir. Batan mencatat total sumber daya uranium yang di miliki Indonesia
sebanyak 81.090 ton dan thorium 140.411 ton.
Bahan baku nuklir tersebut tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan
Sulawesi.
Dalam
salah satu jurnal tentang kajian pengembangan energi nuklir oleh Imam Bastori,
dkk. Hasil analisanya menunjukkan bahwa PLTN jenis PWR dengan kapasitas 1000
MWe akan menghasilkan energi listrik sebesar 7.884 GWh dalam setahun. Bahan
bakar yang dibutuhkan sekitar 28,93 ton yang dapat dipenuhi dari uranium alam U3O8
(Yellow Cake ) sebanyak
244,68 ton atau setara dengan 108.362,2 ton bijih uranium. Dengan cadangan
uranium Indonesia sebanyak 70-80 ribu ton yellow cake, maka akan mampu memenuhi kebutuhan bagi 7 unit
PLTN dengan kapasitas masing-masing 1000 MWe yang beroperasi selama 40 tahun.
Adapun
thorium masuk kedalam zat radioaktif alam, namun thorium pada dasarnya tidak
dapat berdiri sendiri sebagai bahan bakar, sehingga membutuhkan uranium 235
agar bisa dikonversi menjadi uranium 233. Saat ini belum ada satupun negara
yang menggunakan thorium dalam pembangkit secara komersil, baru sebatas
pemanfaatan dalam skala penelitian seperti di negara Tiongkok dan India. Padahal
ketersediaan thorium di Indonesia hampir 2 x lipat dari jumlah uranium yang
ada. Thorium dinilai 90 % lebih effisien, sehingga akan menghasilkan limbah
radioaktif yang jauh lebih kecil. Dengan data yang ada, Indonesia memang
memiliki potensi besar dalam pembangunan reaktor nuklir di masa mendatang.
Gimana
nih sobat, sudah mulai kenal? Atau masih ragu dan takut dengan adanya rencana
pembangunan PLTN? Tenang, jangan takut-takut. Memang tidak ada teknologi
manapun di dunia ini yang sepenuhnya aman. Namun, reaktor nuklir sendiri di design
dengan tingkat keamanan dan keselamatan yang tinggi, tingkat kegagalan yang
rendah, juga teknologi yang telah teruji secara internasional.
Sekian
untuk artikel bulan ini, jangan ragu bagi sobat ilmiah yang tertarik untuk meneliti
potensi yellow cake Indonesia, bisa buat judul karya tulis juga loh..
See
u next month,
#HimatemiaBERAKSI
#HimatemiaGo
DAFTAR PUSTAKA
Imam
Bastori,dkk.2017. Analisa Ketersediaan Uranium di Indonesia untuk Kebutuhan
PLTN Tipe PWR 1000 Mwe. Jurnal pengembangan energi nuklir Vol.19, No. 2,
95-102
Liliana
Yetta P, Yudi Pramono, dan Bintaro Aji.2019. Buku Saku Reaktor Nuklir :
Pemanfaatan dan pengawasan. Jakarta : Badan Pengawas Tenaga Nuklir
(BAPETEN)