“AADC ”
(ADA APA DENGAN vaksin COVID-19)
Salam hangat
untuk sobat Teknik Kimia
Tidak terasa
kita sudah akan memasuki pertengahan tahun 2020, bagaimana kabarnya? Semoga
selalu baik dan tetap dirumah aja ya. Kita sama-sama tahu bahwa Ramadhan sudah
pergi, tapi covid-19 masih betah berdiam di lingkungan kita. Penasaran gak sih Sudah
sejauh mana penyebaran covid1-19 dan apakah sudah ada vaksin yang legal untuk
virus ini?
Nah, untuk
mengobati rasa penasaran temen-temen artikel kali ini akan membahas terkait
perkembangan dari vaksin Covid-19, yuk baca sampai selesai ya..
Vaksin adalah suatu zat yang merupakan suatu
bentuk produk biologi yang diketahui berasal dari virus, bakteri atau dari
kombinasi antara keduanya yang dilemahkan. Vaksin diberikan kepada individu
yang sehat guna merangsang munculnya
antibody untuk mencegah dari infeksi penyakit tertentu.
Sedangkan Serum
merupakan produk biologi yang sudah mengandung kekebalan terhadap suatu
infeksi. Serum diberikan kepada individu bila terdapat adanya infeksi penyakit,
atau diduga akan terkena infeksi. Dalam laman kemenkes.go.id
Mentri kesehatan RI, Prof.Dr.Nila Farid Moeloek,Sp.M(K) menegaskan
bahwa serum tidak sama dengan vaksin. Masalah ini sempat menjadi perbincangan
di masyarakat.
So, Jangan sampai salah ya temen-temen.
Sebelum lanjut
bahas vaksin Covid-19, kita akan update
dulu terkait kabar perkembangannya sampai akhir bulan Mei 2020.
Banyak sumber yang memuat data terkait
perkembagan Covid-19. Dikutip dari laman merdeka.com
jumlah kasus di wilayah Banten per tanggal 30 Mei adalah 858 orang
positif, 244 orang dinyatakan sembuh, dan 69 orang meninggal dunia. Sedangkan
untuk cakupan kasus diseluruh Indonesia pada tanggal yang sama yakni 25.773
orang dinyatakan positif, 7.015 orang sembuh, dan 1.573 orang meninggal dunia. Kenaikan
kasus secara signifikan terjadi dibeberapa daerah seperti Surabaya. Adapun data
perkembangan secara global yang bersumber dari WHO dan PHEOC Kemenkes yaitu
dengan total kasus konfirmasi Covid-19 global pertanggal 29 Mei 2020 adalah
5.701.337 kasus dengan 357.688 kematian (CFR 6,3%) di 215 negara terjangkit.
Penemuan vaksin
memang sangat dinantikan oleh seluruh warga dunia dalam masa pandemi ini.
Banyak negara yang berlomba-lomba untuk membuat vaksin tersebut. Dari artikel
dan berita yang didapat, berikut adalah beberapa vaksin atau obat yang sudah
ditemukan dan diharapkan dapat mencegah dan mengobati infeksi Covid-19 :
a a. Klorokuin
Faktanya bahwa belum ada bukti klinis yang menunjukan klorokuin
bisa mengobati Covid-19. Bahkan penggunaan klorokuin sebagai obat anti-malaria
sudah di tinggalkan karena memiliki efek samping mual, gangguan penglihatan,
gangguan pendengaran, hingga gangguan irama jantung. Klorokuin digunakan
sebagai terapi tambahan untuk pasien covid-19 yang bergejala berat. (dr. Haekal
Anshari - mitos vs fakta Covid-19 )
b b. Avigan
Avigan bekeja dengan menghalangi kemampuan virus RNA untuk
bereplikasi dalam sel. Beberapa hasil awal menunjukkan bahwa avigan dapat
membantu mempersingkat waktu pemulihan bagi pasien. (dr. Haekal Anshari - mitos
vs fakta Covid-19)
c c. Remdesivir
Remdesivir adalah obat antivirus yang sedang diteliti dan dianggap
memiliki potensi untuk mengatasi infeksi virus corona. Remdesivir merupakan
sebuah produk analog yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Gilead
Sciences sebagai pengobatan untuk infeksi penyakit virus Ebola dan virus
Marburg.
d d. Kevzara
Obat ini masih dalam tahap uji coba klinis. Dibuat oleh perusahaan
farmasi Sanofi dan Regenern Pharmaceuticals Inc. Kevzara merupakan obat
pengubah sistem kekebalan yang dikenal sebagai antibodi monoklonal.
Selain obat,
berbagai macam vaksin pun ternyata telah ditemukan dan sedang di uji coba oleh
para ilmuwan. Dari laman bbc News.com setidaknya saat ini ada 6 vaksin yang
sudah diuji coba pada manusia yaitu sebagai berikut :
1. Vaksin mRNA-1273 dari Moderna Therapeutics,
AS.
2. Vaksin INO-4800 dari Inovio
Pharmaceuticals, AS.
3. Vaksin AD5-nCoV oleh perusahaan
bioteknologi CanSino Biologics, China.
4. Vaksin LV-SMENP-DC dari Institut
Kedokteran Genoimun, Shenzen
5. Vaksin dari virus yang telah di
non-aktifkan dari Institut Produk Biologi Wuhan
6. Vaksin Vacuna ChAdOx1 dari Jenner
Institut, University of Oxford, Inggris.
Dan masih banyak
lagi obat dan vaksin yang kini tengah digunakan dalam usaha melawan Covid-19.
Namun sampai saat ini obat-obatan yang ada belum bisa efektif mematikan virus
tersebut.
Tahu gak sih? Sobat Teknik Kimia
Ternyata ada banyak tahap yang harus dilewati sebelum suatu vaksin
bisa digunakan secara luas. Sehingga biasanya waktu yang dibutuhkan bisa
mencapai 10-15 tahun. Secara keseluruhan ada 6 tahap yang perlu dilewati untuk
membuat satu vaksin, yaitu :
a)
Proses perancangan vaksin
b)
Pengujian pada hewan
c)
Uji Klinis fase-1
d)
Uji Klinis fase-2
e)
Uji Klinis fase-3
f)
Persetujuan berdasarkan regulasi,
misalnya BPOM (di Indonesia)
Meskipun saat ini belum ditemukan
mana obat atau vaksin yang efektif dan efisien, kita harus tetap berusaha menjaga
kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungan. Salah satunya dengan menumbuhkan
budaya sehat. Selain itu,
rajin berolahraga dan mengkonsumsi makanan yang bergizi dapat meningkatkan
imun kita dalam melawah serangan virus loh sobat sertan Jangan lupa juga untuk
senantiasa mematuhi peraturan PSBB untuk mencegah penyebarluasan Covid-19.
Oh iya sobat Teknik kimia
Salah satu
tantangan besar yang harus kita pikirkan solusinya kedepan adalah bagaimana
memproduksi massal vaksin dengan jumlah miliaran dosis untuk di distribusikan
ke seluruh negara terjangkit di dunia. Yuk coba asah kemampuan teknik kimia
kita!..
Salam Teknik Kimia,
selamat bertemu di artikel ilmiah selanjutnya.
#HimatemiaBERAKSI
#HimatemiaGo
DAFTAR PUSTAKA
Raden Budi,dkk.
Efektivitas vaksin dari Bakteri Mycrobacterium fortuitum.Vol.3 no.1
Maret 2012:25-40. diakses pada 31 Mei 2020
https://www.alodokter.com/Remendisivir-manfaat-dosis-dan-efek samping/diakses pada 31 Mei 2020
Seminar online
mitos vs fakta Covid-19 oleh dr.Haekal Anshari pada 22 Aprl 2020
EmoticonEmoticon