Kurma (Phonix dactylifera) Si
Manis Timur Tengah
Pencegah Anemia Defisiensi Besi
Siapa yang enggak tahu buah khas
gurun pasir yang satu ini? wah, pasti
tau banget dong yah. Buah ini tentu wajib ada dirumah sobat Himre buat sunnah
berbuka puasa saat bulan Ramadhan.
Ditengah bulan yang mulia ini dan
ditengah wabah Covid-19, kita semua harus menjaga kesehatan dan daya tahan
tubuh pastinya. Jangan khawatir temen-temen, ternyata kurma punya banyak
manfaat buat meningkatkan daya tahan tubuh kita loh..
Apalagi dalam salah satu penelitian
(Nurul dan Risti, 2017) buah manis yang satu ini ternyata dapat mencegah
penyakit anemia defisiensi besi.
Penasaran? Yuk simak penjelasan dibawah ini
Kurma yang dalam bahasa latin disebut Phonix
dactylifera adalah buah yang tumbuh di daerah guru pasir khususnya wilayah
Arab, Afrika Selatan, dan Timur Tengah.
Meskipun demikian, masyarakat Indonesia tetap
dapat menikmati buah manis yang kaya akan nutrisi ini. Komponen buah kurma
sebagian besar adalah karbohidrat yang tersusun dari gula-gula sederhana
seperti glukosa dan sukrosa. Menurut Jahromi (2007) Buah kurma kaya akan zat
besi yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin. Selain itu kurma mengandung
protein, serat, glukosa,vitamin, biotin, niasin, dan asam folat. Kurma juga
mengandung mineral seperti kalsium, sodium dan potasium. Kadar protein pada
buah kurma sekitar 1,8-2 %, kadar glukosa sekitar 50-57%, dan kadar serat 2-4%.
Banyak sekali ya kandungan dari si hitam
coklat ini.. Oh iya, apa sobat ilmiah sering mengalami anemia ?
Anemia Defisiensi Besi adalah suatu kondisi
di mana jumlah sel darah merah atau kapasitas pembawa oksigen tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Kondisi ini bervariasi menurut usia, jenis
kelamin dan ketinggian (WHO, 2011). Anemia sendiri ditandai dengan menurunnya
jumlah eritrosit atau kadar hemoglobin dibawah 11g/dl. Zat besi merupakan bahan
baku pembuatan sel darah merah. Anemia defisiensi besi yang merupakan penyebab
utama anemia di masyarakat terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Menurut Survei Nasional Kesehatan Keluarga
(SNKK) menyebutkan bahwa angka kejadian anemia gizi sebanyak 70-80% pada
anak-anak, 70% pada perempuan hamil, dan 24% pada remaja perempuan. Angka
kejadian anemia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia
gizi besi secara nasional pada remaja usia 13-18 tahun sebesar 22,7%.
Namun, jangan khawatir ya teman-teman..
Dari beberapa sumber jurnal didapat bahwa kandungan
yang dimiliki oleh kurma dapat membantu proses hematopoiesis ( proses pembuatan
sel darah meliputi : Sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah )
terutama pada orang yang mengidap anemia defisiensi besi. Dalam penelitian Zen
(2013), mengkonsumsi kurma selama 14 hari sebanyak 100 gram atau kurang lebih 5
- 7 buah secara rutin akan membantu meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Begitu
pula menurut penelitian mahasiwa Universitas Lampung, kurma dapat menjadi
alternatif dalam pencegahan ataupun pengobatan anemia defisiensi besi khususnya
di Indonesia.
Nah untuk sobat ilmiah semua, bisa banget nih mencoba
meneliti atau melakukan kajian ilmiah lebih lanjut terkait manfaat dari buah
kurma yang lain seperti dilansir dari doktersehat.com yaitu menyehatkan pencernaan;
antiinflamasi; menurunkan tekanan darah; meningkatkan kesehatan otak; dan masih
banyak lagi. lumayan kan buat judul penelitian ataupun KTI untuk dilombakan,
sekaligus membantu masyarakat indonesia agar selalu hidup sehat.
#HimatemiaBERAKSI
#HimatemiaGo
DAFTAR PUSTAKA
Jahromi K, Rafiee, Jafari A, Tabatabaeefar.
(2007). Determination of dimension and area
properties of date (Barhi) by image analysis. Agric Food
and Biol Eng 15: 21-24.
Nurul, Risti.2017.
Kurma (Phoenix dactylifera) dalam Terapi Anemia Defisiensi Besi.
Lampung.Vol 1 pp.591-597
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2013. Jakarta: Kemenkes RI.
Ristiyaningsih, P.Sangging, A.2017. The Effectiveness of
Dates Fruit extract Against Iron Deficiency Anemia in Toddler. Lampung. Vol 6
pp.12-16.
WHO. Haemoglobin concentration for the
diagnosis of aenemia and assessment of severity. Vitamin and Mineral Nutrition
System [internet]. Geneva. World Health Organization. 2011
Zen.2013. Penyebab Anemia dan Faktor
Resikonya. (http://zonokekesehatan.wordpress.com). Diakses pada 30-04-2020